retak hati
pabila katamu menikam sanubari
sebak dada
pabila mulutmu melempar nista
ibarat luka ditabur cuka
terasa pedih ngilu di dada
walau dekat mana kita bersama
erat kita tak pernah terasa
walau mengalir darah serupa
engkau dan aku umpama berbeda
seakan tiada waktu terhenti sejenak untuk kita
untuk mencipta memori bahagia berdua bersama
aatau kita yang memerhati waktu pergi sendiri
tanpa ada hasrat menahan nanti
ralatnya pabila terimbau kembali
pasti berharap detik itu diputar lagi
saat kau dan aku ceria bersama
tanpa menghirau suka duka yang terbina
biar sedingin salju rasamu terhadapku
silaturrahim ini takkan membeku hingga akhir waktu
No comments:
Post a Comment